Siuna, Banggai – Desakan sejumlah pihak yang mengaku-ngaku sebagai “aktivis lingkungan” untuk menghentikan aktivitas pertambangan di Desa Siuna menuai kritik keras dari Salah satu Aktivis Sosial yang Namanya sudah dikenal di Nasional Mardiman Rahman dan para pekerja tambang. Mardiman menilai, gerakan tersebut justru bisa mematikan sumber ekonomi warga lokal yang selama ini menggantungkan hidupnya dari sektor tambang.
“Jangan sok-sok_an mengaku aktivis lingkungan kalau ujung-ujungnya malah mengorbankan masyarakat kecil yang bekerja di tambang,” ujar Mardiman saat ditemui di salah satu warkop luwuk , Jumat (1/8).
Menurutnya, investasi pertambangan yang sudah ada di wilayah Siuna telah memberikan manfaat nyata. Ratusan warga telah memiliki pekerjaan tetap, menggerakkan roda ekonomi lokal, dan menurunkan angka pengangguran.
“Kalau tambang ditutup, siapa yang mau tanggung jawab? Apakah aktivis-aktivis itu mau kasih makan anak-anak pekerja tambang itu? Jangan main isu lingkungan tanpa solusi,” tegasnya.
Mardiman berharap pemerintah tidak mudah terpengaruh oleh tekanan segelintir kelompok yang belum tentu memahami kondisi sosial ekonomi setempat. Aktivitas pengawasan lingkungan tetap penting, tetapi harus proporsional dan tidak mematikan investasi yang sah dan memberi manfaat.
“Yang di butuhkan itu adalah pengawasan dan perbaikan tata kelola Tambang, bukan penghentian sepihak. Tambang tetap bisa jalan, asal sesuai aturan,” tambah Mardiman.
Isu lingkungan tidak seharusnya dijadikan alat untuk mematikan ekonomi rakyat. Apalagi jika motifnya bukan murni demi lingkungan, melainkan sekadar mencari panggung atau kepentingan tertentu. Mardiman berharap semua pihak bisa duduk bersama, bukan saling menyudutkan.
—
📝 Dr.Aksara-Nusantara.Com